Sering kali kita mengalami perasaan depresi ketika mengalami sebuah kegagalan. Terlebih lagi ketika kegagalan tsb kita alami setelah usaha yang cukup keras, dan do'a yang begitu banyak. KECEWA! hanya itulah yang ada dalam benak kita. kata-kata yang berawalan "mengapa" mulai berkecamuk. "mengapa saya tidak berhasil?, mengapa kemarin saya tidak melakukan ini?" dan segudang mengapa lainnya seakan-akan menjadi zikir yang ingin kita ucapkan berulang-ulang. Dan yang pasti berjuta-juta prasangka buruk mulai hinggap didalam hati kita. penyesalan, bahkan putus asa sangat sering terjadi, tak terbersit sedikitpun niat untuk berfikir sejenak menggunakan akal sehat dan hati nurani. mengapa kegagalan itu menimpa kita, apa benar kita sudah berusaha dengan maksimal, dan lain sebagainya. Egois, berusaha mencari seribu alasan untuk membenarkan semua tindakan yang telah kita lakukan benar-benar menjadi tembok yang menutupi mata hati kita dari semua itu.


Nah sobat, jika anda merasa tipe orang seperti yang saya deskripsikan tadi, maka tahanlah dulu segala pikiran-pikiran anda itu! coba singkirkan dulu semua itu sebentar saja. tarik nafas dalam-dalam, tenangkan diri anda dan rendahkan posisi anda, jika sedang berdiri maka duduklah, jika sedang berbaringlah!. kalau perlu lekas-lekas berwudhu. Jangan sampai perasaan-perasaan negatif tadi menguasai hati anda lebih jauh lagi. Jika sudah lebih tenang, sekarang mari fikirkan, cukup fikirkan dua hal berikut ini, dan jawab dari lubuk hati yang paling dalam.
Pertama, apakah usaha yang kita lakukan selama ini benar-benar dengan niat mencari ridho Nya, atau hanya semata-mata mengejar impian yang selama ini selalu kita idam-idamkan? Sobat, ternyata firman Allah dalam surat Adz-dzariat ayat 56 adalah sebuah warning kepada kita yang sedang berusaha meraih sesuatu yang kita impikan tanpa mengingat Nya.

"Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepa Ku".

Ayat tersebut sangat manjur untuk membatasi ambisi kita terhadap sesuatu. Karena dalam berusaha segalanya harus seimbang. Tidak boleh terlalu ambisius, tapi tidak boleh pula terlalu pesimis. cara untuk menyeimbangkannya adalah dengan selalu menyertakan Allah dalam setiap usaha. Bismillah.... maka Insya Allah, semuanya akan baik-baik saja.

Kemudian yang tidak kalah pentingnya adalah do'a kita. Bukan hanya kuantitas doa itu saja yang harus kita perbanyak, kualitas dari doa itu sendiri juga harus senantiasa kita perhatikan. Kualitas doa inilah yang sering diartikan salah oleh kita. Kita hanya menambah kuantitas doa saja. kita berdo'a siang malam, namun doa kita belum sesuai dengan yang seharusnya. Jika kita mengikuti sebuah perlombaan misalnya, kita kebanyakan berdo'a kepada Allah agar kita dimenangkan dalam perlombaan tersebut. Seakan-akan, kita lah yang tahu apa yang terbaik bagi diri kita. Cara berfikir seperti ini yang harus diperbaiki dan disempurnakan. Dalam berdo'a, janganlah terkesan memerintah kepada Allah. Minta menjadi kaya, naik pangkat, dan lain sebagainya. Akan tetapi hendaklah dalam setiap do'a itu kita meminta agar diberikan yang terbaik! Allah adalah Tuhan kita. Dialah yang menciptakan kita dan mengatur semua kehidupan kita. Maka ketika kita sudah merasa cukup berikhtiar, maka dalam do'a kita pantaslah jika kita minta agar Dia memberikan hasil yang terbaik untuk kita menurut Dia, bukan menurut kehendak kita. Allah pun telah mengingatkan kepada para makhluk Nya, boleh jadi apa yang menurut kita baik, belum tentu baik untuk Allah, dan apa yang menurut kita buruk, belum tentu buruk bagi Allah.

Nah sobat, jika kedua hal tadi sudah kita amalkan, maka segala keputusan yang kita dapatkan dapat kita terima dengan lapang dada, tanpa mengurangi ikhtiar kita untuk mendapatkan apa yang kita impikan. Tidak ada rasa kecewa dan penyesalan. Yang ada hanyalah hikmah dari setiap kegagalan tersebut yang akan semakin memacu semangat kita untuk nerusaha dan berdo'a lebih baik lagi. Dan jangan khawatir, Allah tidak akan menipu anda. Dia maha adil dan maha mengetahui. Dia tahu apa yang pantas bagi hambanya yang berusaha dengan sungguh-sungguh, dan Dia juga tahu keputusan apa yang layak untuk hambanya yang tidak berusaha dengan sungguh-sungguh.

Firman Allah,

"Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum mereka merubah keadaan diri mereka masing-masing"


Hadist Rosulullah ,

"Barang siapa bersungguh-sungguh, maka ia akan dapat"


Jadi, berhentilah meratapi kegagalan, dan bersiaplah meraih kemenangan yang sudah menanti!


Wallahu 'alam.....



Kata bijak hari ini :

Hanya satu motivasi yang ada, yaitu Allah. Adapun motivasi lainnya harus dalam rangka “karena dan/atau untuk” Allah.


=554=

Comments (0)